Kamis, 06 Agustus 2009

Menikmati Aneka Pepes di Parisdo Walahar




Bendungan Walahar terletak di Desa Walahar, Kec. Klari, Kab. Karawang. Dulu, oleh masyarakat setempat lebih populer disebut Bendung Parisdo. Termasuk bangunan warisan Belanda yang berfungsi sebagai penahan banjir saat Sungai Citarum meluap, sekaligus pengatur air irigasi untuk mengairi sekitar 90.000 hektare sawah di Kab. Karawang. Bendungan ini dibangun sejak 1918 dan rampung tahun 1925, dan mulai beroperasi sejak 28 November 1925.

Untuk mencapai tempat ini, Dari tol Jakarta-Cikampek, anda bisa keluar di Pintu Tol Karawang Timur, kearah Klari, lalu dari Kopel, dekat wilayah eks pabrik Texmaco, masuk ke kanan, ikuti jalan tersebut hingga terlihat kawasan Bendungan. Jika menggunakan kendaraan umum, dari arah kota Karawang anda bisa naik angkutan umum dan turun di Kopel, dari Kopel, perjalanan harus dilanjutkan dengan Ojek dengan biaya Rp 4.000-5.000, karena tak ada angkutan umum kearah Bendungan Walahar.

Fungsi utama Bendungan ini memang sebagai penampung dan pintu pengatur air Sungai Citarum untuk irigasi. Namun selain itu, Bendungan Walahar juga berfungsi sebagai jembatan yang memperlancar lalu lintas warga dan sebagai objek wisata.

Bangunan kuno peninggalan Belanda berusia 84 tahun ini, berdiri kokoh memotong Sungai Citarum. Di sebelah hulu (atas) jembatan, air Sungai Citarum tampak menggenang tertahan pintu bendungan, menciptakan danau dengan air yang terlihat tenang. Sementara di sebelah hilir (bawah), terlihat terjunan air dengan suaranya yang khas. Jika dedit air sedang tinggi, ribuan butir kecil air yang timbul akibat air terjun, kadang terbawa terbang oleh tiupan angin dan menerpa wajah pengunjung.

Sejak lama Bendung Walahar sering dijadikan tempat nongkrong oleh muda-mudi, saat sore hari. Apalagi saat bulan Ramadan, Parisdo Walahar adalah objek favorit orang ngabuburit.

Para pengunjung biasanya menikmati pemandangan kiri-kanan bendungan dari atas jembatan berbentuk lorong panjang yang tiap sisinya dilengkapi pagar pengaman yang kokoh, atau dari sisi jembatan yang menghadap bagian hilir Bendungan. Namun salah satu pintu air Bendungan, saat ini sedang dalam proses perbaikan, karena Jebol pada bulan Maret lalu.

Setidaknya dalam tiga tahun terakhir ini, di tengah lesunya pantai-pantai wisata di Pantura yang tergerus Abrasi, dan kurang tertata. Parisdo Walahar menjadi magnet baru wisata di Karawang. Tiap Sabtu-Minggu, serta masa liburan, Walahar selalu ramai pengunjung. Mereka tak hanya datang dari daerah-daerah di Kab. Karawang, tapi juga berasal dari daerah tetangga Karawang, seperti Purwakarta, Subang, Bekasi, bahkan Bandung dan Jakarta.

Di sisi jalan sepanjang saluran irigasi tersier yang airnya berasal dari limpahan Bendungan walahar, para pedagang menggelar lapak menjajakan beragam barang

dari air kemasan, kelapa muda, sate maranggi, hingga penjual sepatu, kaus, dan aksesori dari kulit.

Selain tertarik oleh Bendungan dan suasana alam, daya tarik Bendungan ini makin terdorong dengan semakin terkenalnya pepes jambal Walahar, milik pengusaha warung makan H. Dirja. Pepes Walahar H. Dirja, yang berada di belakang area Bendungan, sehingga kini harus melintasi Bendungan yang juga berfungsi sebagai jembatan. Namun jembatan ini hanya bisa dilewati satu jalur kendaraan roda empat, karenanya harus bergantian jika ada kendaraan dari arah berlawanan yang juga akan melintas.

Menurut penuturan Ibu H. Dirja, Ia dan suaminya telah menjual aneka pepes di Bendungan Walahar sejak tahun 1984. Selain Pepes Jambal, H. Dirja juga menjual Pepes Ayam, Pepes Oncom, Pepes Tahu, Pepes Teri, Pepes Peda, Pepes Ikan Mas, Ayam Bakar Kampung dan Ikan Bakar. Dari sekian jenis menu yang ditawarkan, Pepes Jambal, Pepes Ayam, dan Pepes Jamur adalah yang paling banyak diminati. Dalam sehari rata-rata 50 Kg jambal, dan 100 ekor ayam, dihabiskan rumah makan ini. “ satu ekor ayam jadi 4 bungkus pepes, kalau satu kilo jambal bisa jadi 6-7 potong”, ungkap Bu H. Dirja.

Harga jual pepes jambal, Rp 4.000, dan Pepes ayam Rp 8.000. “ Untuk ikan mas, tergantung besarnya, kalau ukuran ½ kg, 15 ribu, kalau 7 ons, 20 ribu”, imbuhnya.Untuk satu keluarga, beranggota 4 orang, Rp 100 ribu, sudah cukup untuk mengenyangkan perut anda di tempat ini.

Pepes Jambal disini, bukanlah ikan jambal roti yang sudah diasinkan, Jambal disini adalah jambal tawar segar. Pepes-pepes ini terbungkus rapi dengan daun pisang, dan disajikan hangat-hangat, aroma harum bumbu pepes dan daun pisang sungguh mengundang selera. Nasinya ada yang disajikan dengan dibungkus daun pisang, ada juga yang disajikan dalam bakul bamboo.

Sempat melongok dapur H Dirja yang terletak di belakang pendopo, Semua pepes dimasak secara tradisonal dengan kayu bakar. Pepes-pepes yang sudah dibumbui dan dibungkus daun dibakar di atas panggangan yang lumayan besar dengan api yang menyala.

Bagian depan Rumah makan H. Dirja berbentuk Pendopo, bagian kiri untuk lesehan dan bagian kanan dengan meja dan kursi biasa. Kapasitasnya mencapai 200 pengunjung. Ternyata tak hanya di bagian depan kita juga bisa menikmatai aneka masakan ini di saung-saung yang dibangun di kebun bagian belakang pendopo. Bagi yang membawa kendaraan dan rombongan keluarga, tempat ini sangat cocok, anda bisa memarkir kendaraan masuk kedalam kebun, dan makan di saung-saung yang tersedia. Lahan kebun yang cukup luas, bisa dijadikan area untuk anak-anak bermain-main.

Selain H. Dirja, tak jauh dari Bendungan Walahar, sekitar 400 meter ke kiri dari pertigaan arah Bendungan, juga ada Rumah makan Pepes yang tak kalah ramainya, namanya Pepes H. Emin. Tempat ini bersebelahan dengan cabang H. Dirja namun, di tempat ini H. Emin terlihat lebih unggul dari segi jumlah pengunjung.

Jika berniat bermalam di Karawang ada beberapa Hotel dan penginapan yang bisa anda pilih sesuai budget dan fasilitas yang diinginkan dari yang kelas melati 2 seperti Hotel Dewi di Jl. Kertabumi dengan room rate berkisar antara Rp 80-150 ribu hingga bintang tiga, seperti Hotel Bestin, atau jika ingin menginap tak jauh dari Walahar, Hotel Grand Pangestu di Jl. Raya Kosambi bisa jadi pilihan Roomrate nya antara Rp 80-190 ribu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar